BAB III
INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
1. Pertumbuhan Individu
a. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu
“individium” yang artinya “tidak terbagi”. Individu merupakan kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas
atau spesifik dalam kepribadiannya.
b. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan
kuantiatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.
Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari kecil
menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas dll.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme
yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula).
c. Faktor factor yang mempengaruhi pertumbuhan
Dalam membahas
pertumbuhan itu bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di
golongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
a) Pendirian nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini menunjukkan berbaagai
kesempatan ataukemiripan antaraorang tua dengan anaknya.Misalnya dengan adanya
suatu keahlian yanga dimiliki oleh salah atu orang tua maka kemungkinan besar
sang anak pun akan memiliki keahlian yang sama.
b) Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendirian nativistik.Para ahli
berpendapat,bahwa pertumbuhan individu semata-mataa tergantung pada lingkungan
sedang dasr tidak berperan sama sekali.Pendirian semacam inidisebut pendirian
yang environmentalistik.
c) Pendirian konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan
modifikasi seperlunya.Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan
oleh dasar(bakat) dan lingkungan.
d)Tahap Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa ataun masa
kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut:
a. Masa Vital yaitu dari 0.0 sampai kira-kira 2 tahun
b. Masa estetik dari umur 2 s/d 7 tahun
c. Masa intelektual kira-kira dari umur 7 s/d 13 atau 14 tahun
d. Masa sosial kira-kira dari umur 13 atau 14 tahun sampai
kira-kira umur 20 atau 21 tahun.
a.) MASA VITAL
Pada masa vital ini individu menggunakan funsi-fungsi biologis
untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued, tahun pertama dalam
kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber
kenikmatandan ketidaknikmatan.
b.) MASA ESTETIK
Masa estetik disebut sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan.
Sebenarnya kata estetik di artikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang
terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula munculnya gejala
kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3 sampai 5 tahun.
c.) MASA INTELEKTUAL
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama , maka proses
sosialisasinya telah berlangsungdengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang
untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya.
d.) MASA REMAJA
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian
masyarakat karena mempunyai sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan
individu dalam masyarakatnya. Peranan manusia dewasa harus hidup dalam alam
kultur dan harus dapat menempatkan dirinya, diantara nilai-nilai itu maka perlu
mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai tersebut. Untuk
itulah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri , meneliti
sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi
dewasa.
2.
Fungsi-fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari
suami, isteri dan anak-anak. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan
mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri dan kemudian belajar melalui
pengenalan itu.
A. Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas
yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Dalam kehidupan
keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.
Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi.
B. Macam-Macam Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan
persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan
terjadi proses kelangsungan keturunan
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya
terlindung dari gangguan udara, penyakit dan bahaya lainnya
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok
yaitu, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan
kebutuhan tempat tinggal
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta
mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
e. Fungsi Sosial
Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat
3. Individu,
keluarga dan masyarakat
A. Pengertian Individu
“Individu” berasal dari katalatin, “individuum” artinya “yang tak
terbagi”. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan
yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A.
Lysen.
B. Pengertian Keluarga
Ada beberapa
pandangan atau tanggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu
terbentuk karena adanya perkawinan antara pria dan wanita. lain halnya dengan
Durkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor
politik, ekonomi, dan lingkungan. dan terakhir Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh
pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
C. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Golongan masyarakat:
a) Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana
(primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpngkal tolak dari
kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan
yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon,
berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang
ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak
,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
b) Masyarakat maju , memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau
lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industry :
1) Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih
intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok
“face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat
interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan
simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta
menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung
jawab para anggota secara sukarela.
b. Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat
interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas
berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula
dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan tertentu
yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya:
partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan
sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu :
kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti
perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan
tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti
lazim berlaku pada kelompok resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk
mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia
lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang
kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono
Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok
masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang
dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
4. Hubungan
antara individu keluarga dan masyarakat.
A. Makna Individu
Para ahli psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan
suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai
kesatuan. Fallport merumuskan kepribadian manusia sebagai makhluk individu
adalah sebagai berikut: kepribadian adalah organisasi dinamis daripada
sistem-sistem psycho-physik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya
yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (W.A. Gerungan,
1980 : 28). Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai
terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980 : 29).
B. Makna keluarga
Keluarga adalah kelompok promer yang paling penting didalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari hubungan
laki-laki dan wanita, hubungan yang sedikit atau lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu
kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam
satuan masyarakat manusia. 5 macam sifat
terpenting, yaitu :
1. Hubungan suami-isteri
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu
diadakan dan dipelihara
3. Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk
cara menghitung keturunan
4. Milik atau harga benda keluarga
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama /
rumah bersama
C. Makna
Masyarakat
Menurut R. Linton,
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama sehingga, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan
berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu.
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum
terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu :
1. Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para
anggota
2. Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun
atau lesprit de corps
Proses ini biasanya bekerja tanpa disadari dan
diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial dan error. jadi Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a) Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan
pengumpulan binatang.
b) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu
daerah tertentu.
c) Adanya aturan- aturan atau undang-undang yang mengatur
mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Didalam hubungan antar manusia dengan manusia lain yang penting
adalah reaksi sebagai akibat dari hubungan tadi. Reaksi ini yang menyebabkan
hubungan manusia bertambah luas. Didalam memberikan reaksi tersebut ada
kecendrungan untuk menserasikan dengan tindakan orang lain. Hal ini disebabkan
manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat/ keinginan yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain
disekelilingnya(yaitu masyarakat), milieu sosial.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup
bersama, adalah :
a. Dorongan untuk mencari makan; penyelenggaran untuk mencari
makanan itu lebih mudah dilakukan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri; terutama pada keadaan
primitif; dorongan ini merupakan cambuk untuk kerjasama
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain:
a. Setiap anggotanya harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain
kelompoknya
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota-anggotanya
c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama seperti nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology yang sama dan masih banyak
kesamaan yang lainnya.
Mereka yang benar-benar saling mngeikatkan dirinya dengan
individu-individu lainnya membentuk satu kesatuan dapat disebut sebagai anggota
masyarakat. Sedang individu sebagai makhluk sosial berarti individu yang sedang
mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya, khususnya masyarakat. Disini kita
dapati manusia sadar menguhubungkan sikap tingkah laku dan perbuatannya dengan
individu lainnya. Sehingga terbentuk suatu kelompok yang besar; dan apabila
kelompok tersebut berjalan konstan maka itulah yang disebut masyarakat.
B. Unsur unsure desa
1 . Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak,
beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang
merupakan lingkungan geografis setempat.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa
(rural society).
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak
berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan.
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang
erat. Masyarkat merupakan suatu “gemeinshaft” yang memiliki unsur gotong
royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan
“face group” dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya
sendiri. Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap
kegotongroyongan ini misalnya saja:
a. Faktor topografi setempat yang mmberikan suatu ajang hidup dan
suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
b. Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun
negative terhadap penduduk terutama petanipetaninya.
c. Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi. banjir
dan sebagainya yang harus dihadapi dan dialami bersama.
Jadi persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan social
yang akrab.
C. Fungsi Desa
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan
“hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan
makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain
seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dan
hewan.
Kedua, desa ditinjau dan sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai
lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak
kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan
desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
cirri-ciri masyarakat desa di Indonesia pada umunya sebagai
berikut:
a) Homogenitas Sosial, adalah
terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah
laku maupun kebudayaan sama/homogen.
b) Hubungan Primer, dimana hubungan
kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
c) Kontrol Sosial yang Ketat, dimana
hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap
anggota masyarakatnya saling mengetahui masalahyang dihadapi anggota lainnya.
d) Gotong Royong, dimana semua
masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong
royong murni maupun gotong royong timbal balik.
e) Ikatan Sosial, dimana setiap
anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara
ketat.
f) Magis Religius, dimana
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
g) Pola Kehidupan, dimana masyarakat
desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan,
perikanan, dan peternakan.
5. URBANISASI DAN URBANISME
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat desa dan masyarakat
perkotaan. kiranya perlu pula disinggung Urbanisasi adalah suatu proses
berpindahnya penduduk atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan
proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi di seluruh dunia, baik
pada negara-negara yang sudah maju industrinya mupun yang secara relatif belum
memiliki iiidustri. Bahwa urbanisasi mempunyai akibat-akibat yang negative
terutarna dirasakan oleh negara yang agraris seperti Indonesia ini. Hal ini
terutama disebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah
apabila dihandingkan dengan jumlah manusia yang dipergunakan dalam produksi
teIsebut dan boleh dikatakan bahwa faktor kebanyakan penduduk dalam suatu
daerah “over-population” merupakan gejala yang umum di Negara agraris yang
secara ekonomis masih terbelakang.
Proses urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal
mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses
tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek. yaitu perubahannya
masyarakat desa menjadi masyarakat kota bertambahnya penduduk kota yang
disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dan desa-desa (pada umumnya
disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Sehubungan dengan proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab
yang mengakibatkan suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik.
Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa,
sehingga orang orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat dikatakan
bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
1) Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi
ibukota (seperti contohnya Jakarta).
2) Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk
usaha-usaha perdagangan/per iagaan , seperti misalnya sebuah kota pelabuhan
atau sebuah kota yang Ietaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3) Timbulnya
industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.
No comments:
Post a Comment